Sabtu, 25 Februari 2017

10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambar dan Isinya (I)

10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambar dan Isinya (I) - Kerajaan Majapahit bisa dikatakan sebagai kerajaan terbesar di nusantara. Pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, daerah kekuasaan kerajaan Majapahit begitu luas. Bahkan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, wilayah kekuasaannya mencapai luar Indonesia. Dengan begitu besarnya kekuasaan Kerajaan Majapahit, maka tak heran jika Kerajaan Majapahit meninggalkan begitu banyak peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di berbagai daerah bekas kekuasaannya.

Peninggalan Kerajaan Majapahit ini bentuknya beraneka ragam, ada yang berupa prasasti Kerajaan Majapahit, berupa kitab dan ada juga yang berupa Candi. Untuk candi, setidaknya ada 10 Candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang bisa ditemukan dan dianggap memiliki informasi yang cukup mengenai kejayaan kerajaan Majapahit. Isi dari masing-masing candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini berbeda-beda. Bentuk candi peninggalan Kerajaan Majapahit juga tidak sama meski masih dalam masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ulasan di bawah ini.

Candi Peninggalan Kerajaan Majaphit Candi Tikus

Candi Tikus
Candi Tikus
Candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majaphit yang pertama adalah Candi Tikus. Candi Tikus ini letaknya adalah di komplek Trowulan di desa Temonn, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Pada mulanya, Candi Tikus ini tidak terlihat karena terkubur dengan tanah, kemudian Candi Tikus berhasil ditemukan pada tahun 1914. Ditemukan dalam kondisi sudah rusak karena usia, kemudian dilakukan pemugaran pada Candi Tikus pada tahun 1984 sampai tahun 1985. Nama Candi Tikus sendiri adalah sebutan dari warga lokal karena pada saat pertama kali ditemukan Candi ini merupakan sarang tikus.

Sampai sejauh ini, Candi Tikus ini belum bisa dipastikan fungsi dan siapa yang membangunnya. Namun, ehli sejarah menyebutkan adanaya miniatur menara bisa diperkirakan bahwa Candi Tikus ini dibangun pada abad ke 13 sampai 14 Masehi. Karena menara merupakan ciri khusus bangunan pada masa abad tersebut. Melihat bentuk Candi Tikus, ada perbedaaan pandangan antara para arkeolog dan ahli sejarah. Ada yang menyebut bahwa Candi Tikus ini berfungsi sebagai pemandian keluarga ada juga yang berpendapat bahwa fungsi Candi Tikus adalah sebagai penampungan air penduduk Trowulan. Selain kedua fungsi tersebut, ada pula yang berpendapat bahwa Candi Tikus meupakan tempat pemujaan karena adanya menara pada Candi tersebut.

Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Candi Sukuh

Candi Sukuh
Candi Sukuh
Candi peninggalan kerajaan Majapahit berikutnya adalah Candi Sukuh. Letak Candi Sukuh ini adalah di desa Berjo, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tepatnya berada di sekitar 20 km dari Kota Karanganyar atau berkisar 36 km dari Surakarta. Candi Sukuh ini diperkirakan dibangun pada tahun 1437 masehi dengan berkategori Candi Hindu karena memiliki ciri-ciri Candi Hindu. Jika dilihat secara sekilas, bentuk Candi Sukuh ini mirip dengan Chichen Itza yang berada di Meksiko namun dengan ukuran yang kecil.

Candi Sukuh ini dianggap sebuah candi yang dianggap kontroversial karena banyak menunjukkan organ-organ privasi pada manusia pada reliefnya. Candi Sukuh ditemukan pada tahun 1815 oleh residen Surakarta yaitu Johnson. Pada saat itu Johnson ditugaskan secara khusus oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data dan fakta untuk membuat bukunya yang berjudul "The History of Java". Pada tahun 1842, Candi Sukuh juga sempat kembali diteliti oleh Arkeolog asal Belanda yaitu Van der Vlis yang kemudian pada akhirnya dilakukan pemugaran untuk pertama kalinya pada tahun 1928.

Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Candi Brahu

Candi Brahu
Candi Brahu
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya adalah Candi Brahu. Candi Candi Brahu merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit yang berada di lokasi komplek Trowulan. Letak Candi Brahu ini tepatnya di desa Bejijong, Kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerto. Nama Brahu sendiri banyak ahli sejarah yang menyebut berasal dari kata "Wanaru" atau "Warahu" yang didapatkan dari sebutan bangunan suci yang tercatat dalam prasasti Alasantan yang letaknya tidak jauh dari Candi Brahu. Candi Brahu ini dibangun dengan berciri dan bergaya Budha karena memiliki ciri ciri Candi Budha dengan menghadap ke utara dengan menggunakan batu bata merah.

Candi Brahu sendiri diperkirakan didirikan pada abad ke 15 Masehi, namun masih diperdebatkan karena beberapa ahli berbeda pendapat tentang hal ini. Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa Candi Brahu lebih tua dari pada candi-candi yang ada di kompleks Trowulan. Dalam prasasti, Candi Brahu ini dikataktan sebagai tempat pembakaran atau krematorium jenazah para raja-raja. Namun dalam penelitian yang dilakukan, para peneliti tidak bisa menembukan bekas abu mayat di dalam Candi Brahu.

Karena keterbatasan karakter, artikel ini kami bagi dalam beberapa bagian untuk memudahkan Anda dan tidak terlalu panjang. Untuk itu, untuk candi peninggalan kerajaan Majapahit selanjutnya, bisa Anda lanjutkan pada 10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit bag 2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : 10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambar dan Isinya (I)

0 komentar:

Posting Komentar